FORMULASI SEDIAAN OBAT KUMUR (MOUTHWASH) EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) DAN UJI ANTIBAKTERINYA TERHADAP Streptococcus mutans SECARA IN VITRO
Abstract
Kebersihan gigi yang tidak diperhatikan dapat menyebabkan berbagai penyakit gigi dan mulut, seperti plak pada gigi, sariawan dan bau mulut. Terbentuknya plak pada gigi menyebabkan karies gigi (gigi berlubang). Karies gigi disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans yang merupakan bakteri kariogenik. Plak dan karies gigi dapat dicegah dengan menggunakan obat kumur (mouthwash) untuk membersihkan kotoran yang tidak terjangkau saat menyikat gigi. Obat kumur bermerek komersil sebagian besar mengandung bahan kimia Chlorhexidine. Penggunaan senyawa Chlorhexidine memiliki efek mutagenic pada mulut, dan jika digunakan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping bagi penggunanya. Daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) diketahui mengandung senyawa sebagai antibakteri. Pemanfaatan bahan alam dapat mengurangi penggunaan bahan sintetik dalam pembuatan obat kumur. Tujuan: Membuat formulasi obat kumur dari ekstrak daun salam dan menguji aktivitas antibakterinya terhadap Streptococcus mutans. Pembuatan obat kumur ekstrak daun salam menggunakan bahan baku alami yang mudah diperoleh dan merupakan kearifan lokal Indonesia. Penelitian ini dilakukan dalam rangka inovasi pemanfaatan bahan alami herba menjadi produk obat kumur yang bernilai. Metode: Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan variabel bebas konsentrasi ekstrak daun salam 2,5%, 5%, dan 7,5% dan variabel terikat uji aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteriĀ S. mutans. Tahapan penelitian: (1) Pengumpulan daun salam dan pembuatan simplisia; (2) Pembuatan ekstrak daun salam; (3) Skrining fitokimia; (4) Formulasi obat kumur ekstrak daun salam; (5) Uji organoleptis dan pH; (6) Uji antibakteri sediaan obat kumur ekstrak daun salam metode difusi agar (Kirby-Bauer); dan (7) Analisis data. Hasil: Hasil formulasi sediaan obat kumur ekstrak daun salam pada semua konsentrasi 2,5%, 5%, dan 7,5% memiliki tekstur cair, warna coklat kehijauan, aroma khas daun salam, dan pH sesuai selaput rongga mulut. Hasil uji antibakteri sediaan obat kumur ekstrak daun salam pada semua konsentrasi 2,5%, 5%, dan 7,5% memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. mutans. Semakin besar konsentrasi ekstrak maka daya hambat semakin besar. Daya hambat terbesar diperoleh pada sediaan obat kumur dengan konsentrasi ekstrak sebesar 7,5%. Kesimpulan: Ekstrak daun salam dapat diformulasikan ke dalam bentuk sediaan obat kumur (mouthwash) dan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. mutans.